CERPEN
Cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau
kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen
adalah suatu bentuk prosa
naratif
fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan
karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian
modern) dan novel.
Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik
sastra seperti tokoh,
plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai
jenis.
Cerita pendek
berasal dari anekdot,
sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya,
dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek
berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita
karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Ciri-ciri cerpen
1. Bersifat
fiktif
2. Panjang
cerpen kurangdari 10.000 kata
3. Habis
dibaca dalam sekali duduk
4. Memiliki
kesan tunggal (aspek kehidupan)
5. Bersifat
padu,padat dan intensif
6. Terdapat
konflik tetapi tidak sampai menimbilkan perubahan nasib pelaku utama
7. Hanya
terdapat satu alur saja
8. Perwatakan/penokohan
dilukiskan secara singkat
A. Unsur Intrinsik
Unsur yang membangun karya itu
sendiri
1) Alur
Rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita
Bagian-bagian alur :
a. Tahap
penyituasian atau pengantar/pengenalan
Tahap pembukaan
cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita
yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
b. Tahap
pemunculan konflik
Tahap awal
munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada tahap berikutnya .
Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan
menegangan.
c. Tahap
klimaks
Konflik-konflik
yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas
puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-tokoh utama.
d. Tahap
peleraian
Penyelesaian
pada klimaks , ketegangan di kendurkan , konflik-konflik tambahan di beri jalan
keluar, kemudian cerita di akhiri, disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
e. Tahap
penyelesaian
Konflik sdah
diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri dengan gembira ata
sedih.
2) Tokoh
Tokoh adalah
pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak , sikap,
sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter. Dalam cerita
terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan
tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.
3) Penokohan
(perwatakan/karakterisasi)
Pemberian
sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada
pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.
2 metode yang
digunakan:
1.
Metode analitik. Metode penokohan yang memaparkan atau
menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong,
pemalu, keras kepala.
2.
Metode dramatic. Metode penokohan yang tidak langsung
memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui:
·
Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk
rambut, warna kulit)
·
Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan
tokoh lain
·
Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan,
pendapat, sikap, komentar.
4) Latar
Latar
merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya
peristiwa pada sebuah karya sastra
Jenis-jenis
latar :
·
Latar waktu
Keterangan
tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.
·
Latar tempat
Keterangan
tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah.
·
Latar suasana
Latar suasana
menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.
5) Sudut
pandang
Posisi
pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
·
Sudut pandang orang pertama
Menggunakan kata
ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
·
Sudut pandang orang ke dua
Menggunakan
kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
·
Sudut pandang orang ke tiga
Menggunakan
kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku utamanya.
·
Sudut pandang campuran
Menggunakan
kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.
6) Tema
Gagasan
utama/pikiran pokok.
Tema
merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai
keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum, oleh karena itu, untuk
menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak
hanya bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya
fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.
7) Amanat
Pesan yang
ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca / pendengar. Pesan
bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah
unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik
meliputi:
- Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
- Latar belakang kehidupan pengarang
- Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan
- Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
- Latar belakang kehidupan pengarang
- Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan