KARYA
SASTRA
Menurut Sumardjo dan Sumaini, salah
satu pengertian sastra adalah seni bahasa. Maksudnya adalah, lahirnya sebuah
karya sastra adalah untuk dapat dinikmati oleh pembaca. Untuk dapat menikmati
suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik diperlukan pengetahuan tentang
sastra. Tanpa pengetahuan yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya
bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.
Sebelumnya, patutlah semua orang tahu apa yang dimaksud dengan karya sastra.
Karya sastra bukanlah ilmu. Karya sastra adalah seni, di mana banyak unsur
kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit
diterapkan untuk metode keilmuan. Perasaan, semangat, kepercayaan, keyakinan
sebagai unsur karya sastra sulit dibuat batasannya.
Karya sastra adalah ungkapan pribadi
manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan
dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan
alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Jakop Sumardjo dalam bukunya
yang berjudul "Apresiasi Kesusastraan" mengatakan bahwa karya sastra
adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat
bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada
orang lain.
Pada dasarnya, karya sastra sangat
bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada
pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk
fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan
ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra juga dapat
dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan
isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni.
Setelah mengetahui apa yang dimaksud
dengan karya sastra, tidak ada salahnya apabila kita melirik lebih mendalam
tentang genre (jenis) karya sastra. Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok, yakni karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Ciri
karya sastra imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih menonjolkan sifat
khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika
seni. Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah karya sastra tersebut
lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, cenderung menggunakan bahasa
denotatif, dan tetap memenuhi syarat-syarat estetika seni.
Pembagian genre sastra imajinatif
dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama.
Penjelasan tentang ketiga karya sastra ini akan kita kupas secara terperinci.
1. Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang
sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada
ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya.
2. Fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah
karangan yang bersifat menjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau
hal atau peristiwa dan lain-lain. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi novel,
roman, dan cerita pendek.
Suroto dalam bukunya yang berjudul
"Apresiasi Sastra Indonesia" menjelaskan secara terperinci tentang
pengertian tiga genre yang termasuk dalam prosa naratif berikut ini.
a. Novel
Novel ialah suatu karangan prosa
yang bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari
kehidupan orang-orang (tokoh cerita). Dikatakan kejadian yang luar biasa karena
dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan
jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu segi kehidupan
sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya perubahan
nasib.
b. Roman
Istilah roman berasal dari genre
romance dari Abad Pertengahan, yang merupakan cerita panjang tentang
kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda,
Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan yang lain. Ada sedikit perbedaan
antara roman dan novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek dibanding dengan
roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama.
c. Cerita pendek.
Cerita atau cerita pendek adalah
suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia --
pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut terdapat pula
peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan, sehingga
kehadirannya hanya sekadar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak
wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada suatu peristiwa yang
menjadi pokok ceritanya.
3. Drama
Genre sastra imajinatif yang ketiga
adalah drama. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog
para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara,
sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian,
tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi.
Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi
bagaimanapun, naskah tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.
Selanjutnya adalah pembagian genre
sastra nonimajinatif, di mana kadar fakta dalam genre sastra ini agak menonjol.
Sastrawan bekerja berdasarkan fakta atau kenyataan yang benar-benar ada dan
terjadi sepanjang yang mampu diperolehnya. Penyajiannya dalam bentuk sastra
disertai oleh daya imajinasinya, yang memang menjadi ciri khas karya sastra.
Genre yang termasuk dalam karya sastra nonimajinatif, yaitu:
- Esai:Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta.
- Kritik:Kritik adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra. Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
- Biografi:Biografi atau riwayat hidup adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya. Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis yakni dimulai dari kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya. Sebuah karya biografi biasanya menyangkut kehidupan tokoh-tokoh penting dalam masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.
- Autobiografi:Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri, atau kadang-kadang ditulis oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Kelebihan autobiografi adalah bahwa peristiwa-peristiwa kecil yang tidak diketahui orang lain, karena tidak ada bukti yang dapat diungkapkan. Begitu pula sikap, pendapat, dan perasaan tokoh yang tak pernah diketahui orang lain dapat diungkapkan.
- Sejarah:Sejarah adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis. Meskipun karya sejarah berdasarkan fakta yang diperoleh dari beberapa sumber, namun penyajiannya tidak pernah lepas dari unsur khayali pengarangnya. Fakta sejarah biasanya terbatas dan tidak lengkap, sehingga untuk menggambarkan zaman lampau itu, pengarang perlu merekonstruksinya berdasarkan daya khayal atau imajinasinya, sehingga peristiwa itu menjadi lengkap dan terpahami.
- Memoar:Memoar pada dasarnya adalah sebuah autobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh tokohnya sendiri. Bedanya, memoar terbatas pada sepenggal pengalaman tokohnya, misalnya peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh selama Perang Dunia II saja. Fakta dalam memoar itu unsur imajinasi penulisnya ikut berperanan.
- Catatan Harian:Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungan hidupnya yang ditulis secara teratur. Catatan harian sering dinilai berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang dihargai dalam sastra.
- Surat-Surat:Surat tokoh tertentu untuk orang-orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra, karena kualitas yang sama seperti terdapat dalam catatan harian.
Genre sastra nonimajinatif ini belum
berkembang dengan baik, sehingga adanya genre tersebut kurang dikenal sebagai
bagian dari sastra. Apa yang disebut karya sastra selama ini hanya menyangkut
karya-karya imajinasi saja. Hal ini bisa kita lihat dari pemahaman masyarakat,
khususnya pelajar tentang sastra.
Inilah tulisan singkat tentang
sastra dan pembagiannya. Untuk memahami lebih jauh lagi, Anda dapat menggali
lagi lebih lanjut dari berbagai sumber, baik itu buku, artikel, majalah, surat
kabar, dan sebagainya.
Sumber yang dijadikan cerminan untuk
tulisan ini:
Sumardjo, Jakob, dan Saini K.M.
1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suroto. 1990. Apresiasi Sastra
Indonesia untuk SMTA. Jakarta: Erlangga.
Diambil dari:
Nama situs
|
:
|
Uli785
|
Alamat URL
|
:
|
|
Penulis
|
:
|
Tidak dicantumkan
|
Tanggal akses
|
:
|
19 April 2012
|